andre raditya
BERAMAL USAHA DENGAN L-T-H
Lakukan Tanpa Hasrat fokus pada tujuan tanpa ingin di kenal, tanpa ingin jadi besar, tanpa ingin dapat pujian. Cukup pingin bisa bermanfaat dan mengambil peran sebagai bentuk syukur kepada Alloh.
Dalam satu kunjungan ada yang bertanya kepada saya..
dan semoga ini menjadi pematik kebaikan buat kawan-kawan.
“Ustad gimana kok SiJum bisa tumbuh sebesar sekarang?”
Seketikapun saya tersadar bahwa sekarang SiJum (Komunitas Nasi Jumat) telah Allah berikan kemudahan hingga bisa tumbuh seperti saat ini.
Saya memang dulu berpikir.. “iya ya.. apa yang membuat SiJum besar?”
Setelah mencari-cari jawaban.. akhirnya saya berkesimpulan. Bahwa sijum besar sebab 1 alasan. Dan mungkin bisa kawan-kawan pakai sebagai bagian dari langkah dalam kehidupan antum. Baik dalam usaha, membangun mimpi atau pun dalam urusan amal.
Yaitu L-T-H = Lakukan Tanpa Hasrat.
Kawan, Awal saya membuat SiJum, tidak terpikir sedikitpun di benak saya bahwa sijum akan sebesar ini dan penerimaan masyarakat sehangat ini.
Kami fokus saja berbagi makanan dari 2012. Mulai dari 40 bungkus.. sampai akhirnya ratusan dan ribuan. Dari 2012 lho..!!
Tanpa ingin di kenal, Tanpa ingin jadi besar, Tanpa ingin dapat pujian.”
Cukup ingin bermanfaat dan mengambil peran sebagai bentuk syukur kepada Allah”.
Dan rupanya, saya baru memahami. Ini adalah hukum Alamnya..
Pondok-pondok pesantren yang hari ini besar. Ternyata dulunya oleh para pendiri tidak pernah dibayangkan akan jadi besar dan punya ribuan santri.
Dan banyak hal langgeng di dunia yang besar.. ternyata tidak selalu dimulai dari berhasrat besar.
Kadang malah dimulai dari niatan kecil sederhana. Yang penting manfaat.
.
KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU ataupun KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, tentu juga tidak berhasrat untuk atau menginginkan organisasi yang beliau bangun sekarang menjadi sebesar sekarang.
Pangeran Diponegoro, Jenderal Soedirman, Dan para pahlawan besar bangsa ini. Pastilah mereka tidak pernah berhasrat agar namanya diabadikan jadi nama jalan, nama gedung atau bahkan perguruan tinggi.
Mereka fokus melakukan apa yang bisa dilakukan dengan upaya terbaik. Dan fokus mengambil peran agar bisa menjadi manfaat bagi sekitar.
Saya akhirnya mengamati sebuah pola.. bahwa prasasti segala hal yang besar di dunia ini, dibangun dengan dimulai dari keinginan sederhana.
Lakukan yang terbaik, sisanya urusan Alloh yang atur.
Bukan nggak boleh punya impian atau tujuan lho ya??
Boleh punya impian.
Maksudnya Lakukan Tanpa Hasrat adalah tidak memaksa harus segera jadi, tidak harus segera sukses, tidak harus segera berhasil, tidak harus segera menguntungkan.
Cukup lakukan. Fokus pada memberi manfaat dan Alloh nanti yang akan memberikan hadiah atas tindakan kita.
Dan hal ini ternyata dikonfirmasi oleh banyak kawan-kawan saya yang sekarang punya puluhan cabang bisnis.
Begitu saya ceritakan konsep berpikir ini, ternyata mereka pun tanpa sengaja melakukan hal yang sama.
Yang jika harus dimetodekan, maka langkahnya adalah:
- Tetapkan aktivitas.
- Lakukan mulai dari yang kecil.
- Rawat perlahan dengan tekun.
- Fokus pada kualitas/ manfaat.
- Sabar menanti hasil.
- Tawakal kepada Alloh.
Ternyata, dihampir semua hal yang saya lakukan pun demikian.
Beberapa contohnya..
- Dulu sekali, ketika awal saya menulis di Facebook tahun 2009. Saya hanya fokus menulis dan berbagi manfaat. Tidak ada keinginan untuk di Like Ribuan orang. Bahkan sampai sekarang pun demikian..
Tapi ternyata, hasilnya malah..
Sering viral..
- Kami membangun sekolah, kecil di tengah kampung. Mulai dari guru 3 orang dan 1 siswa. Selama setahun jumlah siswa hanya bertambah 2 jadi 3 anak. Tidak fokus pada pingin cepet besar. SPP pun bahkan saya gratiskan. Tapi masyaallah.. Di tahun ke 4 mulai bertumbuh. Bisa beli gedung pinggir jalan. Tim mulai juga bertambah. Semua dimulai dari Lakukan Tanpa Hasrat. Sebab.. mereka yang terlalu ingin serba cepat. Ternyata malah sering tertekan, stres, tidak enjoy dan merasa terbebani dalam urusan-urusan dunia.
Dan akhirnya terkadang jadi mengambil jalan singkat yang jatuh pada keharaman, kezholiman bahkan maksiat.
Padahal, setiap orang punya waktu atas takdirnya.
- Ada yang sukses di usia muda, ada yang baru sukses di usia muda. Tapi kan intinya sukses.
- Ada yang menikah muda, ada yang menikah di usia yang tidak muda. Tapi kan yang penting nikah.
- Ada yang cepat punya anak, ada yang harus menunggu sekian tahun. Tapi alhamdulillah, ujungnya Alloh beri.
Ingat kawan, setiap orang punya waktu masing-masing. Kita ini terlalu berhasrat dalam urusan dunia, sebab terjebak dalam kaidah ” Pingin seperti orang lain.” Padahal Allah sudah tentukan waktu sukses kita masing-masing.
Kalem kawan.. semua sudah ada ketetapannya.
Fokus lakukan apa yang sekarang sedang antum tekuni. Rawat dengan sabar, tunggu perlahan. Insyaallah nanti ada hasilnya.
Sebagaimana tetesan air.. meski kecil, meski lembut.. jika fokus mengenai batu, lama-lama batu yang keras pun cekung juga. Bahkan hancur juga. Semoga ini menguatkan bagi antum yang saat ini tengah ikhtiar mengubah nasib. Insyaallah selalu akan ada hasilnya.
Lakukan dengan kesungguhan. Jangan buru-buru menghendaki hasil, sebab Alloh yang tahu waktunya kapan bagi antum menikmati.
hasilnya.
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya ; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”
(QS. Al-Hijr : 21).
Facebook Comments